Hari Pers Nasional, Muhammadiyah Tekankan Peran Penting Pers dalam Kehidupan Berbangsa

ada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari, organisasi Muhammadiyah kembali menekankan peran vital pers dalam kehidupan berbangsa. Dalam sambutannya, Muhammadiyah mengingatkan bahwa pers memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, berkeadilan, dan demokratis. Menurut organisasi Islam terbesar di Indonesia ini, pers adalah pilar penting yang mendukung kemajuan bangsa serta memperkuat fondasi demokrasi di negara ini.

Pers sebagai Pilar Demokrasi dan Keadilan

Pers bukan hanya sekadar alat informasi, tetapi juga memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia. Muhammadiyah menyatakan bahwa pers, baik media cetak, elektronik, maupun digital, harus berfungsi sebagai penjaga keadilan dan pengawas pemerintah untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan kekuasaan yang merugikan masyarakat.

  • “Pers harus selalu independen dan objektif, menjaga integritas dalam setiap pemberitaan yang disajikan kepada masyarakat,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam peringatan HPN yang digelar di Jakarta.
  • Haedar menambahkan bahwa pers memiliki peran ganda yaitu sebagai penyambung informasi serta pengawas yang berperan penting dalam menuntut akuntabilitas di pemerintahan dan sektor lainnya.

Menurutnya, pers yang objektif dan independen adalah kunci dalam mengedukasi masyarakat, menciptakan ruang dialog yang sehat, dan mendorong tercapainya kesetaraan sosial. Di tengah dinamika global yang semakin berkembang, tugas pers semakin berat dalam memberikan informasi yang akurat, terutama di era digitalisasi yang membawa tantangan baru seperti penyebaran hoaks dan berita palsu.

Muhammadiyah Serukan Pers Sebagai Agen Perubahan

Muhammadiyah juga menyerukan agar pers dapat berfungsi sebagai agen perubahan dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan beradab. Sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil, pers harus aktif mengedukasi publik dan memberikan pemahaman tentang berbagai isu sosial dan politik yang terjadi di Indonesia, dari ketimpangan sosial, ketidakadilan hukum, hingga permasalahan lingkungan hidup.

“Pers yang kritis dan berbasis pada kebenaran adalah kebutuhan mendasar dalam mengarungi perjalanan bangsa ini. Pers harus menjadi penyambung aspirasi masyarakat dan bukan menjadi alat untuk kepentingan kelompok atau pihak tertentu,” tambah Haedar.

Dalam hal ini, Muhammadiyah menekankan bahwa media harus menjadi penghubung antar elemen bangsa dan memfasilitasi proses partisipasi publik dalam mengambil keputusan yang penting, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Tantangan yang Dihadapi Pers di Era Digital

Di sisi lain, perkembangan media digital turut membawa dampak yang signifikan terhadap dunia pers. Meskipun media digital memberikan ruang yang lebih luas untuk kebebasan berpendapat, Muhammadiyah juga mengingatkan akan tantangan besar yang dihadapi oleh pers, terutama dalam menangani penyebaran informasi yang tidak akurat.

Penyebaran berita palsu atau hoaks melalui platform digital, seperti media sosial, telah menjadi masalah besar di Indonesia. Oleh karena itu, Muhammadiyah meminta media mainstream untuk terus memegang teguh etika jurnalistik dan profesionalisme, serta bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya verifikasi informasi.

  • “Pers harus terus memberikan pencerahan kepada masyarakat, bukan hanya sekadar menyajikan informasi, tetapi juga mengedukasi agar masyarakat dapat membedakan antara berita yang benar dan yang tidak akurat,” kata Haedar.

Selain itu, Muhammadiyah juga menyarankan agar para wartawan dan pekerja media di Indonesia terus menjaga integritas dan etika kerja dalam menjalankan tugas mereka, dengan tidak melupakan nilai-nilai moral yang harus dipegang teguh dalam setiap pemberitaan.

Pers sebagai Penguat Identitas Nasional

Sebagai organisasi yang telah berperan aktif dalam pendidikan dan dakwah di Indonesia, Muhammadiyah juga menilai pers sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan dan keindonesiaan. Pers diharapkan bisa turut serta dalam merawat keberagaman yang ada di Indonesia, serta memperkuat rasa persatuan di tengah masyarakat yang majemuk.

  • “Pers tidak hanya berfungsi sebagai penyebar informasi, tetapi juga harus memperkuat rasa kebangsaan, memperjuangkan keadilan sosial, dan menjaga keberagaman bangsa Indonesia agar tetap terjaga dengan baik,” jelas Haedar.

Pers yang kritis, berimbang, dan berbasis pada kebenaran, menurut Muhammadiyah, juga akan mendukung upaya-upaya pembangunan sosial yang dapat membawa Indonesia menuju kemajuan yang berkelanjutan, tanpa mengabaikan hak-hak dasar warga negara.

Kesimpulan

Peringatan Hari Pers Nasional menjadi momen yang sangat penting untuk menilai kembali peran pers dalam membangun kehidupan berbangsa yang demokratis dan berkeadilan. Muhammadiyah menegaskan bahwa pers memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan politik dan sosial, serta memberikan kontribusi positif dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan kritis.

Dengan tantangan global yang terus berkembang, terutama di era digital yang penuh dengan informasi yang cepat dan mudah tersebar, pers harus terus berinovasi, menjaga independensinya, dan memegang teguh prinsip-prinsip jurnalistik. Dalam konteks ini, Muhammadiyah berharap agar pers tidak hanya menjadi alat informasi, tetapi juga agen perubahan yang memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan kesetaraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Momen HPN ini diharapkan menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk para wartawan, media, dan pemerintah, untuk terus bekerja sama dalam mewujudkan tujuan bersama, yaitu Indonesia yang lebih maju, sejahtera, dan berkeadilan.